Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Viral Banner Makan Mi Ayam Bayar Seikhlasnya untuk Donasi Sesama

Mi ayam bayar seikhlasnya. Foto: Dok. Restu Zulfikar Ramadhan
KERINCIEXPOSE.COM - Viral sebuah banner yang bertuliskan makan mi ayam bayar seikhlasnya di Twitter. Foto banner itu diunggah oleh akun @restuzr1 pada Rabu (15/7). Dalam enam jam, unggahan itu telah disukai oleh 23 pengguna Twiter dan diretweet sebanyak 12,7 ribu kali. 

"Asalamualaikum, pagi, yang berkenan mampir dipersilakan, boleh bawa pulang atau makan di tempat. Sila datang ke warung saya di Lotte Mart Fatmawati (Jaksel) lantai dasar," tulis akun @restuzr1. 

Pengunggah tersebut, Restu Zulfikar Ramadhan (26) merupakan pemilik dari Mie Aya Marta. Ia mulai mempromosikan bayar seikhlasnya sejak Selasa (14/7). 

"Ngeliat pas COVID-19 banyak banget yang datang ke warung saya satu lagi buat nanya kak uang segini bisa beli makan gak," ujar Restu, Rabu (15/7). 

Untuk itu, ia mencoba membantu masyarakat, khususnya untuk kepala keluarga perempuan. Motivasi itu berasal dari pengalaman pribadinya yang dibesarkan oleh seorang ibu. 

"Kenapa perempuan kepala keluarga? Karena saya dibesarkan oleh ibu saya, tumbuh berkembang mulai dari pasar tradisional di Blok M Square pasar pagi kuenya sampai sekarang bisa di mall semua saya lalui bareng ibu saya," tambahnya. 
Mi ayam bayar seikhlasnya. Foto: Dok. Restu Zulfikar Ramadhan
Karena hal itu, ia mendedikasikan gerakan ini untuk memberikan pelatihan kepada kepala keluarga perempuan mulai dari modal usaha hingga pelatihan wirausaha. 

"Singkatnya mulai dari modal usaha dan cara pemasarannya daftarin skill buat menunjang hidup mereka," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Restu, sudah banyak pelanggan yang mampir ke kedai mi ayamnya. Ia berharap setelah viral, banyak pelanggan yang membeli untuk memberdayakan perempuan. 

"Belum tahu besok setelah viral di twitter saya berharap ramai, semua pada ikhlas bayar berapa pun," tandasnya. 

Ia menambahkan, pegawai restoran mi ayam miliknya ada yang berasal dari mantan narapidana dan bukan lulusan sekolah.

"Paling tinggi lulusan SMP," pungkasnya. (red)

Sumber : Kumparan