Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pilkada Bengkalis, Iyeth Bustami Keok di Tangan Istri Bupati

CALON Wakil Bupati Bengkalis, Sri Barat atau Iyeth Bustami (tengah) saat mendaftar bersama kader PDI Perjuangan, Kaderismanto, ke KPU Bengkalis.














KERINCIEXPOSE.COM - Penyanyi dangdut nasional, Sri Barat atau dikenal dengan Iyeth Bustami, maju sebagai Calon Wakil Bupati Bengkalis, keok di tangan istri Bupati Bengkalis 2015-2020, Amril Mukminin, kini mendekam di penjara dalam kasus korupsi, Kasmarni. 

Kalahnya Iyeth Bustami berpasangan dengan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau, Kaderismanto, jauh dari prediksi banyak orang.  

Tak hanya kalah dari istri kasus korupsi, pasangan diusung PDI Perjuangan dan PKB ini juga juru kunci dari empat pasangan calon bertarung di Pilkada Bengkalis 2020.  

"Popularitas Iyeth itu nggak terlalu besar mendongkrak elektabilitasnya. Masyarakat juga punya penilaian berbeda terhadap calon pemimpin," ujar pengamat politik Universitas Muhammadiyah Riau, Dr Aidil Haris, Sabtu (12/12/2020).  


Aidil menjelaskan, banyak pengamat memprediksi istri Bupati Bengkalis Amril Mukminin, Kasmarni berpasangan dengan Bagus Santoso, tak bakal menang. 

Apalagi, selama masa pencalonan dan kampanye, persidangan sang suami digelar di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Pekanbaru.

Kaderismanto juga kalah populer dibanding calon bupati lainnya. Kondisi ini diperparah dengan minimnya sosialisasi dari pasangan ini.  

"Popularitas Kaderismanto jauh dibandingkan calon lainnya. Terbukti ketika saya survei di awal 2020, sosialisasi pasangan kader Kaderismanto-Iyeth juga tidak maksimal," ungkap Aidil.  

Tak hanya popularitas calon sulit naik, komposisi koalisi juga berpengaruh terhadap elektabilitas Paslon. Pasangan Kaderismanto-Iyeth dikomandoi PDIP bersama PKB, Eet-Samda diusung Golkar, Perindo, Abi Herman diusungPKS dan PPP, sementara Kasmarni-Bagus diusung PAN, Nasdem, Gerindra, PBB, dan Demokrat. 

Soal kepartaian ini sempat membuat Aidil memprediksi pasangan Abi Bahrun-Herman atau Eet-Samda akan bersaing ketat. 

"PDIP tak terlalu mengakar di Bengkalis, berbeda dengan PKS dan Golkar. Saya awalnya optimistis jagoan PKS, Abi Bahrun-Herman menang tipis dengan Golkar Eet-Samda, atau sebaliknya jagoan Golkar menang tipis. Akan tetapi ternyata tidak demikian hasilnya," jelas Aidil.


Menurutnya mesin politik PKS dan Golkar seharusnya lebih maksimal di Bengkalis. Alasannya, dua pasangan calon ini diusung dua koalisi dominan di DPRD Bengkalis.
  
"Seharusnya peluang menang itu ada pada PKS dan Golkar. Kursinya dominan di legislatif. PKS delapan kursi dan Golkar juga delapan kursi," jelas Aidil.  

Kemenangan Kasmarni-Bagus, tutur Aidil, merupakan hasil kegigihan tim koalisi berupaya maksimal dan optimal menggerakkan kekuatan politik.  

Aidil menyebut pasangan ini memiliki modal politik saling mendukung, sehingga maksimal meraih suara. 
 
"Kasmarni melalui kekuatan Amril Mukminin punya peluang memanfaatkan kekuatannya di birokrasi. Elektabilitas Kasmarni didukung oleh basis Bagus. Ini jadi modal politik mereka saling melengkapi," ujar Aidil.

Menariknya masyarakat Bengkalis justru seperti tidak mempertimbangkan status Kasmarni sebagi istri Amril Mukminin yang sedang terjerat kasus korupsi. 

"Inilah dari awal menyebabkan saya pesimis menang. Padahal kecil kemungkinan menang. Meskipun memang dari beberapa survey menyebutkan kasmarni berada pada posisi teratas," tutup Aidil.  

Sumber: Kumparan