Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kopi Koerintji Jambi Mendunia, Tembus Pasar Eropa

Kopi Koerintji asal Kabupaten Kerinci, Jambi, diekspor ke Eropa. Foto: Kementan
KERINCIEXPOSE.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan berbagai pihak, baik dari petani, pelaku usaha, maupun pihak terkait lainnya. Ia mengatakan, ekspor komoditas pertanian dan perkebunan pada masa pandemi COVID-19 harus bisa lebih berjaya atau meningkat dibanding sebelum pandemi.

Yasin Limpo menegaskan ekspor komoditas pertanian dan pertanian saat ini tidak mengenal pantangan apa pun dan harus tetap tersedia.

"Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi COVID-19, yang ekspornya juga tetap jalan adalah pertanian," kata Yasin Limpo dalam keterangan resminya.

Apa yang dikatakan Yasin Limpo kali ini dibuktikan oleh Kabupaten Kerinci, Jambi, yang kembali mencatatkan ekspor komoditas andalannya ke Eropa. Kali ini sebanyak 15,9 ton Kopi Arabika Koerintji dikapalkan menuju Belgia.
Acara pelepasan ekspor Kopi Koerintji dari Pelabuhan Talang Duku ini dilakukan secara resmi oleh Gubernur Jambi, Fachrori Umar, Selasa (28/7).

Hadir juga pada kesempatan tersebut Bupati Kerinci, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kepala Badan Karantina Pertanian, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan. Hadir pula perwakilan dari Sucafina (importir kopi dari Belgia) dan Rikolto, sebuah LSM asal Belgia yang melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani kopi di Kabupaten Kerinci.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono, mengapresiasi langkah-langkah yang ditunjukkan Pemprov Jambi dan Kabupaten Kerinci dalam mendukung akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan. Kopi asal Kabupaten Kerinci ini jadi prioritas komoditas ekspor.

“Melalui strategi peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing atau Grasida, Ditjen Perkebunan mengharapkan target ekspor komoditas perkebunan, seperti kopi bisa tercapai, yaitu meningkat 3 kali lipat hingga tahun 2024 sebagaimana main policy Kementerian Pertanian pada program Gratieks,” ujar Kasdi.

Saat ini, tambah Kasdi, kondisi eksisting nilai ekspor kopi 2019 sebesar USD 883 juta dan ditargetkan mencapai USD 2,6 miliar pada 2024. Meski di tengah kondisi pandemi COVID-19, ekspor komoditas kopi ini cukup menggembirakan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kopi meningkat 5,05% jika dibandingkan nilai ekspor pada periode Januari hingga Mei 2019. Pada periode Januari-Mei 2020 nilai ekspor Kopi mencapai angka USD 311,95, meningkat dari USD 296,96 pada periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan volume ekspornya yang meningkat sebesar 31,15%, dari 96,57 ribu ton menjadi 127 ribu ton.

“Kondisi ini jangan menjadikan kita berpuas diri, Ditjen Perkebunan terus mendorong petani untuk terus memperbaiki kualitas produk sesuai permintaan pasar. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi kualitas, selain itu diperlukan penekanan pada prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pascapanen,” tegas Kasdi.

Sementara itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Dedi Junaedi, menambahkan, Jambi memiliki potensi untuk mengekspor komoditas hasil perkebunan. Selain kopi, ada komoditas kayu manis yang banyak dibutuhkan negara-negara di Eropa. Secara kekhasan, kopi dan kayu manis Kerinci sudah diakui melalui sertifikasi Indikasi Geografis (IG) di tahun 2017 dan 2016.

“Tantangan pengembangan kopi ke depan tidak hanya persoalan produksi, produktivitas dan mutu, tetapi bagaimana bisa menciptakan produk bernilai tambah dan mengefisienkan rantai pasok,” ucapnya.

Menurutnya, ekspor kali ini akan menjadi tonggak penting tentang efisiensi rantai produksi dan pemasaran dari produsen atau kelompok tani, langsung kepada pembeli. Ke depan, Dedi berharap para eksportir juga memperhatikan aspek-aspek lingkungan, Good Agricultural Practices (GAP), ketelusuran, standar organic product dan penerapan standar lainnya.

Kemudian menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal, ekspor kali ini merupakan ekspor perdana langsung menuju Belgia melalui Pelabuhan Talang Duku Jambi. Sebelumnya, ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Belawan, Medan.

Agsurizal menjelaskan, konsistensi ekspor Kopi Kerinci ke Eropa tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan kepada para petani. Salah satunya melalui pendampingan dari Rikolto kepada kelompok tani yang tergabung dalam Koperasi di Kayu Aro sejak tahun 2017. Rikolto melakukan pendampingan kepada petani dalam pemrosesan kopi sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh pembeli di Belgia dan pasar Eropa.

“Ekspor ini merupakan hasil dari bentuk komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Kerinci, Kementerian Pertanian, kelompok tani Kopi Kerinci dan pelaku usaha, seperti Sucafina dan Rikolto, dalam pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Kerinci untuk perluasan pasar Eropa,” ucapnya.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Koperasi Koerintji Barokah Bersama, Triyono, mengatakan, Kopi Kerinci yang diekspor kali ini terdiri atas grade perlakuan Natural, Washed, Honey, Anaerobic Natural dan Anaerobic Honey.

Saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan green bean kopi untuk memenuhi kebutuhan di Bulan Agustus 2020. Pihak pembeli, yakni Sucafina sanggup menyerap Kopi Kerinci hingga 40 ton pertahun, dan saat ini sedang menjajaki potensi ekspor kopi robusta Jangkat di Kabupaten Merangin, Jambi. (red)

Sumber: Kumparan