Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Depati Tiang Negara

 

Musri Nauli 

Beberapa hari yang lalu, Al Haris sebagai Gubernur Jambi menghadiri Kenduri Sko di Kedepatian Tanjung Pauh, Kabupaten Kerinci. 

Rapat adat Kedepatian Tanjung Pauh dalam kenduri sko kemudian memberikan gelar adat kepada Al Haris. Dengan gelar adat “Depati Tiang Negeri”. 

Pemberian gelar adat yang diberikan kepada Al Haris berdasarkan Putusan tokoh-tokoh adat. 

Pemberian Gelar adat sudah menjadi tradisi panjang didalam masyarakat Melayu Jambi. 

Berdasarkan peta Schetkaart Resindentie Djambi Adatgemeenschappen (Marga’s), Tahun 1910, maka daerah-daerah di Jambi telah dibagi berdasarkan Margo. Seperti Margo Batin Pengambang, Margo Batang Asai, Cerminan Nan Gedang, Datoek Nan Tigo. Sedangkan di Merangin dikenal Luak XVI yang terdiri dari Margo Serampas, Margo Sungai Tenang, Margo Peratin Tuo, Margo Tiang Pumpung, Margo Renah Pembarap dan Margo Sanggrahan. Sedangkan Di Tebo dikenal dengan Margo Sumay. Batanghari Margo Petajin Ulu, Margo Petajin Ilir, Margo Marosebo, Kembang Paseban. Sedangkan di Muara Jambi dikenal Margo Koempeh Ilir dan Koempeh Ulu, Jambi Kecil. Di Tanjabbar dikenal dengan Margo Toengkal ilir, Toengkar Ulu. Dan di Tanjabtim dikenal Margo Berbak, Margo Dendang Sabak.

Selain Margo juga dikenal Batin. Seperti Batin Batin II, III Hoeloe (Hulu), Batin IV, Batin V, Batin VII, Batin IX Hilir, Batin VIII dan Batin XIV.

Tideman didalam buku klasiknya “Djambi” menyebutkan Rio dan Depati di wilayah dusun. Sedangkan Elizabeth “Rio” di tingkat Marga, sedangkan Depati di tingkat dusun didukung oleh dokumen Tijdschrift voor Nederlandsch IndiĆ«.

Tideman didalam buku klasikn menyebutkan “Dusun adalah kumpulan kampung atau kelabu. 

Pembagian kekuasaan dalam negeri atau dusun di daerah hulu adalah bathin dengan gelar Rio, Rio Depati atau Depati, di daerah hilir penguasanya adalah Penghulu atau Mangku dibantu oleh seorang Menti (penyiar, tukang memberi pengumuman). 

Penggunaan Depati tersebar mulai dari Kerinci, Merangin, Sarolangun, Bungo dan Tebo. Gelar ini sebagai bentuk penghormatan terhadap penempatan pemimpin didalam struktur adat dalam kehidupan sehari-hari. 

Sedangkan gelar menggunakan kata “Tiang” juga menjadi penggunaan yang lazim. Seperti “Depati Tiang Menggalo” di Marga Senggrahan. 

Penggunaan gelar Depati Tiang Negara dan Pemberian gelar adat kepada Al Haris sebagai ungkapan tulus dan terima kasih yang mendalam terhadap Al Haris sebagai Gubernur Jambi. 

Masyarakat merasakan langsung kepemimpinan Gubernur Jambi. Selain mulai membaiknya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain juga adanya transportasi yang semakin membaik.