Pemkab Kerinci Lakukan Berbagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Kerinciexpose.com - Persoalan stunting telah menjadi agenda nasional, dan Kabupaten Kerinci merupakan salah satu daerah prioritas dalam penanganan.
Menyikapi persoanal stunting ini, Kabupaten Kerinci pada Selasa (11/7/2023) menggeelar Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Kerinci.
Kepala Dinas PPKBPP dan PA Kabupaten Kerinci, Harjos menyampaikan, berdasarkan data SGGI rata-rata prevalensi stunting Kabupaten Kerinci pada tahun 2021 sebesar 26,7 persen, tahun 2022 turun menjadi 24,2 persen atau terjadi penurunan sebesar 2,5 persen.
“Upaya penurunan ini harus terus dilakukan untuk memenuhi target RPJMD dan target nasional di tahun 2024 14 persen,” kata Herjos.
Upaya yang telah dilakukan TPPS Kabupaten Kerinci dalam percepatan penurunan stunting yakni, melakukan konvergensi lintas sektor percepatan penurunan stunting dengan OPD yang berada dalam lingkungan pemerintah Kabupaten Kerinci.
Kemudian melakukan sinergi dan konvergensi dengan dunia usaha, industri, perbankan, Baznas, dan TNI, dalam program bapak asuh anak stunting melakukan kerjasama percepatan penurunan tinggi (STIA Nusa) melalui kegiatan kuliah kerja nyata mahasiswa dan melalui TPPS Kecamatan dan Desa.
“Kami selaku sekretariat TPPS mengapresiasi atas kerjasama dan sinergi semua pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kerinci,” ujarnya.
Herjos mengajak semua pihak untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kerinci, baik secara individu maupun kelompok dengan peduli akan kondisi sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi.
“Dan utamanya pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu untuk mengoptimalkan peran dalam penanggulangan stunting,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kerinci Ami Taher mengatakan, Rembuk Stunting hari ini adalah momen yang tepat untuk mendiskusikan berbagai langkah nyata yang dapat atau yang telah diambil bersama.
“Penting bagi kita untuk bersama-sama berkolaborasi dan menemukan solusi yang tepat dan mengevaluasi tata cara pencegahan stunting di daerah kita yang sesuai karakteristik masyarakat,” katanya.
Ami Taher menyebutkan, dengan mengetahui akar permasalahan, kita dapat merancang program-program intervensi yang lebih efektif dan terfokus, selain upaya pencegahan, kita juga harus memperhatikan aspek pengobatan dan perawatan bagi anak-anak yang telah mengalami stunting.
Ditambahkannya, ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga medis yang terlatih menjadi faktor penting dalam memberikan perawatan yang tepat dan memastikan pemulihan anak-anak terkena stunting.
“Perlu diingat, kita tidak boleh melupakan peran penting keluarga dan masyarakat dalam mengatasinya, edukasi dan peningkatan kesadaran di tingkat keluarga akan penting gizi yang baik, pola asuh yang sehat dan pentingnya stimulasi perkembangan anak,” jelasnya.
Orang nomor dua di Kabupaten Kerinci ini menambahkan kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam program – program pencegahan stunting juga akan menjadi kunci keberhasilan.
“Kita harus bekerja sama dengan pemerintah, lembaga Swadaya Masyarakat dan sektor swasta untuk menghadapi tantangan ini secara komprehensif, hanya melalui kerjasama yang erat dan sinergi antara berbagai pihak, kita akan dapat mencari hasil yang signifikan dalam upaya mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Kerinci,” tukasnya. (*)